Friday, January 31, 2014

It's Officially Released!

Hello everyone! Glad to announce you that my blog has changed its name! Yep yep, kalian yang sering baca blogku pasti langsung nyadar begitu lihat headernya. Kalau kalian penasaran kenapa aku ganti nama dan penampilan blog, klik aja gambar location pink yang ada cangkirnya di sidebar sebelah kanan :D

Okay, hari ini adalah Jum'at terakhir di Januari, tepat di penghujung bulan, bertepatan pula dengan tahun baru Cina atau Imlek! Buat semua teman-teman Cina aku, Gong Xi Fa Cai, Xin Nian Kuai Le, angpao na lai :))

Taken from my instagram account

Hem, ngomongin soal Imlek, percaya nggak sih kalau aku sebenarnya ada keturunan Cina? Nggak percaya kan, aku juga awalnya nggak percaya nih. Secara nggak ada muka-muka oriental. Mata juga nggak sipit-sipit amat, apalagi kulit. Beuh, nggak ada putih-putihnya. Tapi ini beneran, loh. Yang ngasih aku keturunan Cina ini ibunya mama aku. Tapi entah kenapa, dari empat anaknya nenekku ini, yang mukanya oriental banget cuman tante aku. Mama pun enggak. :|

Mungkin ini juga nih yang bikin aku suka banget sama perintilan oriental. Baju cheongsam? Punya. Lagu-lagu mandarin? Banyak yang hafal. Bahasa mandarin? Bisa sih, dikit, sisa-sisa kelas 1 SMA dulu. Aku juga punya lumayan banyak teman Cina, yaah nggak banyak-banyak amat lah. Mayoritas sih mereka tinggal di Surabaya. Dulu bisa kenal waktu sama-sama ikutan lomba dan kursus di tempat yang sama.
Lah, ini kenapa malah cerita-cerita gini ya? Hihi ya sudah lah nggak apa-apa, lagian udah lama juga kan nggak cerita-cerita kaya gini di blog :D

Anyway, aku ikutan #30HariMenulisSuratCinta dan #SahabatPosCinta, nih! Jadi, siap-siap aja ya selama 30 hari ke depan blogku bakalan rame lagi, tapi kali ini dengan surat-surat cinta hihi^^

Tuesday, January 21, 2014

Sesuatu yang Tidak Pernah Ada

"Bisa nggak sih, kamu biasa aja ke aku?"
"Maksud kamu?"
"Sikapmu."
Dia menautkan alis. Menarik satu sisi bibirnya, membuat satu lengkungan senyum asimetris. Ekspresi itu. Aku tahu dia akan berbohong.
"Kenapa sikapku?"
Mendengar pertanyaan itu, ingin sekali aku menamparnya. Masih belum cukupkah waktu yang dia gunakan selama ini untuk berpura-pura?
"Hey, kenapa kamu diem aja? Nggak ada yang salah kan, dengan sikapku?" Dia melanjutkan pertanyaannya. Sebelum emosiku kian tak terkontrol, aku beranjak dari kursi taman tempatku dan ia berbicara. Bersiap untuk meninggalkannya; seseorang yang penuh kepalsuan.
"Tunggu. Kamu mau ke mana? Kita kan belum selesai bicara," dia meneriaki punggungku. Di langkahku yang kesekian, aku berhenti, lalu berbalik.
"Kalau kujawab pertanyaanmu, apa kamu bisa berhenti berpura-pura?"




Tidak banyak yang tahu maksud tulisan ini. Dan aku akan tetap membiarkannya begini saja, tanpa penjelasan.

Sunday, January 19, 2014

Cabe-cabean

Hari gini, pasti nggak asing dong sama tulisan di atas? Mungkin emang nggak asing, sering denger bahkan. Tapi tau nggak sih, apa makna dari cabe-cabean?

Kalian pasti pada nggak nyangka, kalau arti sebenarnya dari cabe-cabean adalah gebetan; cem-ceman. Bukan seperti yang banyak diberitakan akhir-akhir ini yang artinya jadi sedikit, ehm bukan sedikit sih, jadi buruk dan terkesan 'nakal'. Yang orang-orang tau kan cabe-cabean ini cewe alay yang jadi bahan taruhan di arena balap liar, atau cewe yang suka pake baju kurang bahan dan dandanannya enggak banget. Yah, kalau aku perhatiin sih, cabe-cabean di sini mulai mengalami pergeseran makna dengan arti yang lebih rendah dari sebelumnya, atau istilah kerennya sih, peyorasi.

Tuh, "cabe-cabean" sama "alay" udah mulai bergeser maknanya.

Nggak, aku di sini bukan mau ngejabarin arti sesungguhnya cabe-cabean bak wikipedia dan sejenisnya, aku cuman mau ngutarain pendapat aja mengenai cabe-cabean yang lagi happening ini.
Awalnya sih, nggak pernah kepikiran buat ngebahas cabe-cabean di blog. Malah kupikir, cabe-cabean itu overrated. Dibahaaaas mulu di mana-mana. Bahkan kayanya nih, saking booming-nya, acara-acara talk show di teve ngangkat topik cabe-cabean buat acaranya. Nggak ngerti lagi deh.

Alasanku akhirnya nulis perihal cabe-cabean di blog, gara-garanya tadi habis nonton satu acara talk show gitu di teve, yang ngebahas masalah cabe-cabean. Narasumbernya mulai dari pemerhati cabe-cabean (what?), si pelaku cabe-cabean, joki balap motor, sampe ketua komisi perlindungan anak, psikolog, dan selebriti yang juga berperan sebagai orang tua.

Dari pemerhati cabe-cabean, aku dapat istilah-istilah baru yang gokil: cabe rawit, cabe racing, cabe karambol, terong balado, dan.....................terong dicabein. Kalau yang terlintas di pikiran kalian setelah baca ini adalah makanan, kita di sisi yang sama. Istilahnya lucu-lucu, ya. Salah satu bukti kalau remaja Indonesia ini kreatif dalam menciptakan kosa kata baru.

Oke, biar kalian nggak penasaran, aku coba jelasin satu persatu *setauku* tentang istilah tadi.

Friday, January 17, 2014

Hello, Nineteen!

Halo semuaaa! Akhirnya punya kesempatan buat ceritain tiga belas Januari-ku yang kesembilan belas. Yay!

Nah, jadi begini...
Pas bulan Desember, kira-kira pertengahan bulan, teman-temanku udah pada semangat menyambut tahun baru. Yesi sering bilang, "Duh, udah tanggal 20 ya... Hmm nggak sabar bentar lagi tahun baruuuu..." Teman lainnya juga kurang lebih menunggu hal yang sama. Kayanya sih cuman aku yang nggak excited sama sekali menyambut pergantian tahun. Malah penginnya Januari jangan cepat-cepat datang. Nggak biasanya emang. Dulu nih, Januari adalah bulan yang paling kutunggu kedatangannya. Ya tentu aja karena aku ulang tahun di bulan Januari.

Trus, kenapa dong aku nggak se-excited biasanya dalam menyambut Januari?
Hmm, awalnya sih, aku mikir "Ulang tahun yang ini pasti nggak istimewa lah. Biasa aja pasti." Nah dengan pemikiranku yang kaya gitu, alhasil hari-hari menuju ulang tahunku pun kulalui dengan biasa saja. Nggak ada semangat-semangatnya, nggak ngebayangin ntar mau ngapain di tanggal tiga belas, nggak minta kado ini itu ke mama papa, nggak berharap banyak lah pokoknya. Lempeng aja gitu.

Pas hari-H, aku yang biasanya nge-aktifin paket BIS (BlackBerry Internet Service) pas ulang tahun, sengaja nggak beli pulsa biar nggak tergoda nge-aktifin paketan. Selain karena nanti kalau aku aktifin paketnya BBMku bakalan dibajak sama Ika dengan ngirim broadcast message geje nan memalukan, aku juga pengin tahu, siapa aja sih yang masih inget ulang tahunku dan berusaha ngucapin. Alhamdulillah melalui cara ini, pertanyaanku tadi terjawab.

Yang ngucapin selamat ulang tahun memang nggak seberapa banyak, tapi ya inilah jawaban dari pertanyaanku. Aku senang karena beberapa teman masih mau meluangkan waktunya buat ngirim sms di pagi buta. Yang lebih berkesan buat aku sebenarnya kalau ada yang ngucapin langsung lewat lisan, bukan tulisan. Alhamdulillah lagi orang-orang yang ngucapin langsung adalah orang-orang yang memang kusayangi; mama papa dan sahabat-sahabatku, walaupun ada seorang teman yang sepertinya lupa dengan hari itu. Ya sudah, tak apalah. Mungkin dia sedang sangat sibuk, we'll never know, huh?

Selain itu, ulang tahun kesembilan belasku kemarin ternyata nggak se-biasa yang kubayangkan. Aku dapat tiga kejutan dan tiga kue ulang tahun. Asik banget, kan? :p

Thursday, January 16, 2014

#30HariMenulis Resmi Berakhir


Nggak terasa ya, proyek iseng #30HariMenulis akhirnya berakhir juga. Walaupun aku masih gagal dalam beristiqomah menulis selama 30 hari penuh tanpa terlewat, tapi setidaknya aku sudah menghasilkan lumayan banyak post dalam blog dengan ketentuan yang sudah kutetapkan sendiri. 

Tapi, berakhirnya proyek ini bukan berarti kita jadi nggak produktif lagi lho, teman-teman. Kita harus tetap semangat nulis dan berkarya, dong. Terima kasih buat kalian yang telah ikut berpartisipasi, besok-besok mari kita bikin proyek serupa yaa!

Wednesday, January 15, 2014

Hal Ini #21

Pernah seseorang yang kutahu memiliki keahlian luar biasa jauh di atasku, mengucapkan satu hal yang pedih. Ia tak berucap langsung padaku memang, namun aku tahu. Suatu saat ketika ia dan aku berada dalam satu situasi, ia menyindirku. Aku sudah tahu kalau dia hanya ingin ngetes aku saja. Tapi entah mengapa, diremehkan tepat saat aku telah berusaha keras belajar sendiri ternyata sakitnya melebihi luka patah hati. Dan sakit ini, akan kujadikan sebuah penanda; aku harus berusaha lebih keras lagi dan tunjukkan pada ia dan dunia bahwa aku tidak pantas diremehkan.

Hal Ini #20

Aku terlahir dengan zodiak Capricorn. Apa zodiakmu?
Mari berbicara soal zodiak.

Dulunya, aku termasuk satu di antara banyak orang yang percaya dengan kalimat-kalimat di kolom Ramalan Zodiak. Minggu pagi, begitu koran datang, yang kubaca pertama kali bukanlah headline-nya, melainkan ramalan bintang. Kalau yang kudapati mengenai Capricorn adalah hal-hal yang baik dan menyenangkan, sudah bisa dipastikan aku akan tertawa sendiri membayangkan apa yang tertulis adalah benar. Begitupun saat aku membeli majalah Gadis. Rubrik zodiak akan mendapat posisi pertama dalam urutan daftar apa-yang-akan-kubaca.

Itu dulu.
Semenjak beberapa tahun belakangan, aku sudah tak lagi mempercayai kalimat demi kalimat dalam rubrik ramalan bintang. Seseorang pernah berkata padaku bahwa itu tidak diperbolehkan dalam Islam. Awalnya aku berusaha menampik dengan berkata, "Kalau cuman buat senang-senang nggak apa-apa, lah..." Namun perkataanku terbantahkan dengan, "Bukan cuman senang-senang namanya kalau kamu selalu baca dan percaya. Lagian, masa seluruh orang yang zodiaknya itu bakal ngalamin hal yang sama kaya yang ditulis?" Hmm. Seketika itu aku mulai berpikir.

Secara logika, memang mustahil kalau setiap orang yang memiliki zodiak yang sama akan mengalami hal yang sama pula. Misalnya, aku Capricorn. Di rubrik dituliskan jika keuanganku terselamatkan, asmara membahagiakan, dan hari baik Selasa. Jika aku mempercayainya, aku pasti akan berpikir dan mengingat-ingat bagaimana kondisi keuangan, asmara, dan hari Selasa milikku. Kemudian aku pasti manggut-manggut sambil berkata, "Wah iya juga, ya." ketika dalam ingatanku apa yang tertulis di ramalan bintang sesuai. Padahal, belum tentu para Capricorn lainnya juga mengalami hal yang sama. Nah, ini berarti ramalan bintang tidak selalu sesuai dengan bintangnya, begitu kan?

Aku suka mencari tahu hal-hal yang berbau psikologi. Dalam dunia psikologi, ada istilah sugesti; sebuah proses psikologis di mana kita akan membimbing perasaan, pikiran, bahkan perilaku kita sendiri (terkadang juga perasaan, pikiran, dan perilaku orang lain).

Lalu, apa korelasi antara ramalan bintang dengan sugesti?
Sebenarnya, ketika kita menerima atau menyerap informasi, secara nggak sadar kita pasti akan berpikir, otak kita bekerja. Saat kita percaya dengan kalimat-kalimat ramalan bintang, otak kita mensugesti perilaku dan pikiran kita bahwa apa yang tertulis memang benar adanya, padahal bisa saja kita sedikit 'memaksakan' kebenaran yang nggak benar-benar amat.
Nah, kalau kita nggak percaya, itu karena kita sudah mampu berpikir logis, bahwa hal semacam itu memang nggak bisa dijadikan acuan, pegangan, akan apa yang bahkan belum terjadi.

Sederhananya, ketika kita memiliki sugesti atau pikiran yang positif, secara nggak sadar perasaan dan perilaku kita akan mengarah ke hal yang positif pula. Seperti saat kita percaya dengan ramalan bintang yang membahagiakan, tentu saja kita bahagia. Tanpa kita sadari kita sudah melakukan proses sugesti positif itu sendiri ke pikiran kita, dan berujung pada perilaku yang membuat kita cenderung membahagiakan diri sendiri, bukan kita berbahagia karena ramalan itu benar. Kita bahagia karena kita yang membuat kebahagiaan itu sendiri. Jadi, sesungguhnya, tanpa membaca ramalan bintang atau zodiak pun kita bisa kok 'meramalkan' apa yang terjadi pada diri kita. Tergantung sugesti kita sendiri aja.

Mungkin kalian akan mengira, "Sok tahu banget ini orang." Bagaimana kalian berpendapat tentang tulisan ini, semuanya terserah kalian karena kebebasan berpendapat adalah hak setiap orang. Tapi aku sudah membuktikannya, lho. Berkali-kali, malah.

Contohnya...
Aku sering sekali, di pagi hari tiba-tiba ngetwit, "Halo, [nama hari]. Semoga hari ini menyenangkan, yaa." atau "Pagi yang cerah di hari [nama hari]. Selamat pagi!" dan twit-twit senada lainnya.
Entah kebetulan atau bagaimana, (tapi aku tidak percaya ini hanya kebetulan semata; pastilah kekuatan sugesti) tapi di hari aku ngetwit dengan nada ceria dan bersemangat seperti itu, pasti selama sehari penuh aku akan mengalami hal-hal yang membahagiakan. Apapun itu. Seolah semangat di pagi hari itu membawa keriaan hingga berakhirnya hari.

Jadi, bagaimana? Masih percaya ramalan zodiak atau percaya 'kekuatan' alami milik sendiri? ;)

Tuesday, January 14, 2014

Hal Ini #19

Bertemu lagi denganku.

Maafkan karena terlalu lama melewatkan proyek #30HariMenulis yang kubuat sendiri. Rupanya aku gagal beristiqomah terhadapnya. Sedih memang, namun apa boleh buat. Beberapa hari lalu, badanku tak cukup sehat untuk menghadap layar komputer jinjing, apalagi untuk menulis beberapa paragraf di blog ini. Belum lagi seminggu kemarin aku berhadapan dengan ujian akhir semester dan ketiadaan pulsa modem. Lengkaplah sudah. Tapi tidak apa-apa, aku senang ternyata posting blog untuk proyek ini sudah lumayan banyak dibanding proyek menulis istiqomah yang kulakukan sebelumnya, #CeritaDariKamar.

Ada banyak sekali hal yang ingin kuceritakan pada kalian. Selagi aku menunggu hadirnya pulsa modem dan berakhirnya ujian akhir, aku selalu menyimpan tulisan-tulisanku di memo ponsel dan Microsoft Word laptop. Karena, ya, aku ingin berbagi gagasan dengan kalian, para pembaca blogku yang entah ada atau tidak.

Kemarin, tepat tanggal tiga belas Januari, usiaku bertambah. Tidak, aku belum tua. Masih berusia belasan. Di usiaku ini, aku bertekad pada diri sendiri untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik, yang mampu mengontrol emosi, apapun bentuknya. Aku tak ingin lagi menjadi seorang yang memiliki tingkat pengalihan mood yang cepat; sebentar mangkel sebentar gembira. Aku ingin menikmati hidup di dunia yang kata mereka hanya sementara. Aku ingin menyebarkan senyum, kebahagiaan, dan tentu saja hal-hal positif yang masih bisa kulakukan selama aku bernafas.

Ingin sekali aku menceritakan bagaimana aku menanggapi tiga belas Januari-ku yang kesembilan belas. Ah namun rasanya kurang lengkap jika tanpa jepretan foto yang menggambarkan perasaan bahagiaku kemarin. Tunggu sampai aku pulang ke rumah ya, nanti akan kutuliskan pikiranku tentang hari bertambahnya usia dan hal-hal yang membuatku bahagia dan bersyukur.

Terima kasih untuk segala nikmat ini, ya Allah.
Terima kasih karena membuatku mengerti beberapa hal.
Terima kasih karena memberiku orang-orang terbaik yang mengelilingi.
Terima kasih karena memberiku mama, papa, dan Rere.
Terima kasih karena memberiku sahabat-sahabat yang punya bermacam sifat.
Terima kasih karena menyadarkanku akan pikiran salahku.
Terima kasih karena aku masih bisa berterima kasih kepadaMu dan mereka.



NB:
Teman-temanku manis sekali. Ika mengirimiku ini untuk ulang tahunku, Yesi menuliskan ini, dan Ayu membuatkan ini. Terima kasih, teman-teman. :*

Wednesday, January 1, 2014

Hal Ini #18


Selamat menjalani tahun yang baru, teman-teman. Semoga di 2014 kita semua menjadi individu yang lebih baik dan mendapatkan segala hal baik yang kita inginkan. Aamiin.