Sunday, January 19, 2014

Cabe-cabean

Hari gini, pasti nggak asing dong sama tulisan di atas? Mungkin emang nggak asing, sering denger bahkan. Tapi tau nggak sih, apa makna dari cabe-cabean?

Kalian pasti pada nggak nyangka, kalau arti sebenarnya dari cabe-cabean adalah gebetan; cem-ceman. Bukan seperti yang banyak diberitakan akhir-akhir ini yang artinya jadi sedikit, ehm bukan sedikit sih, jadi buruk dan terkesan 'nakal'. Yang orang-orang tau kan cabe-cabean ini cewe alay yang jadi bahan taruhan di arena balap liar, atau cewe yang suka pake baju kurang bahan dan dandanannya enggak banget. Yah, kalau aku perhatiin sih, cabe-cabean di sini mulai mengalami pergeseran makna dengan arti yang lebih rendah dari sebelumnya, atau istilah kerennya sih, peyorasi.

Tuh, "cabe-cabean" sama "alay" udah mulai bergeser maknanya.

Nggak, aku di sini bukan mau ngejabarin arti sesungguhnya cabe-cabean bak wikipedia dan sejenisnya, aku cuman mau ngutarain pendapat aja mengenai cabe-cabean yang lagi happening ini.
Awalnya sih, nggak pernah kepikiran buat ngebahas cabe-cabean di blog. Malah kupikir, cabe-cabean itu overrated. Dibahaaaas mulu di mana-mana. Bahkan kayanya nih, saking booming-nya, acara-acara talk show di teve ngangkat topik cabe-cabean buat acaranya. Nggak ngerti lagi deh.

Alasanku akhirnya nulis perihal cabe-cabean di blog, gara-garanya tadi habis nonton satu acara talk show gitu di teve, yang ngebahas masalah cabe-cabean. Narasumbernya mulai dari pemerhati cabe-cabean (what?), si pelaku cabe-cabean, joki balap motor, sampe ketua komisi perlindungan anak, psikolog, dan selebriti yang juga berperan sebagai orang tua.

Dari pemerhati cabe-cabean, aku dapat istilah-istilah baru yang gokil: cabe rawit, cabe racing, cabe karambol, terong balado, dan.....................terong dicabein. Kalau yang terlintas di pikiran kalian setelah baca ini adalah makanan, kita di sisi yang sama. Istilahnya lucu-lucu, ya. Salah satu bukti kalau remaja Indonesia ini kreatif dalam menciptakan kosa kata baru.

Oke, biar kalian nggak penasaran, aku coba jelasin satu persatu *setauku* tentang istilah tadi.
  • Cabe rawit: cabe-cabean newbie.
  • Cabe racing: cabe-cabean yang cuman ngincer motor keren. Joki nggak ganteng sih bukan masalah, yang penting motornya bergengsi.
  • Cabe karambol: cabe-cabean yang bedaknya tebel banget.
  • Terong balado: terong-terongan (apa pula ini) yang pacaran sama cabe-cabean.
  • Terong dicabein: terong-terongan abal-abal (lekong, cyin~).
Itu tadi sekelumit informasi baru yang kudapat dari si pemerhati cabe-cabean. Naaaah, sebenarnya yang mau aku bahas di sini sih apa yang aku dengar dari cerita para cabe-cabean tadi. Kenapa mereka jadi cabe-cabean, gimana rasanya jadi cabe-cabean, dan lain lain.

Umumnya, pelaku cabe-cabean adalah gadis-gadis remaja usia SMP-SMA, masih belasan tahun. Waktu ditanya kenapa jadi cabe-cabean, jawaban mereka bervariasi. Ada yang katanya pengin memperluas pergaulan, pengin tenar, pengin dapat perhatian, dan lain sebagainya. Saat aku perhatiin cerita mereka dari awal sampai akhir, sebenarnya gadis cabe-cabean ini kasian juga. Mereka terbawa pergaulan yang salah (sering keluar malam tanpa sepengetahuan orang tua, dandanan serba minim, jadi bahan taruhan, ngebet gaul di lingkungan balap liar, dll) karena ingin mendapat perhatian. Dua cabe-cabean yang diwawancarai tadi mengaku, keduanya hidup dengan keadaan keluarga yang nggak seberuntung aku. Yang satu tinggal sama nenek-kakeknya karena orang tua hidup di kota lain, yang satu lagi ternyata kedua orang tuanya udah pisah.

Saat host talk show tadi nanya kenapa pengin dapat perhatian, mereka berdua memberikan jawaban yang intinya sama: kurang diperhatiin keluarga. Mereka bilang, "Ya kan kalau ada yang merhatiin gitu seneng. Ditanyain udah makan apa belum, gitu aja.", "Kalau ikut nongkrong sama mereka suka diperhatiin, diajak makan-makan, gitu lah. Jadi seneng kan waktu bergaul sama mereka."
Lalu si host tanya lagi, "Keluar malam gitu memangnya nenek-kakek mama-papa nggak curiga? Nggak ditanyain gitu keluar ke mana?" Mereka menjawab, "Ya kalau keluar malem sih, aku keluarnya lewat jendela, pulang juga loncat aja gitu lewat jendela kamar. Posisi kamar di depan juga, sih.", "Kalau aku kadang bilangnya ke mamak lagi tidur di rumah bapak, kalau pas lagi di rumah bapak ya bilang lagi tidur di rumah mamak. Jadi taunya aku lagi sama mamak atau bapak."

Dari jawaban cabe-cabean terakhir, bisa disimpulkan kalau orang tua yang sudah pisah ini, nggak lagi memerhatikan anaknya. Ya kalau mereka memerhatikan dan peduli sama keadaan anaknya, nggak mungkin dong mereka bisa dibohongin dengan sangat mudah hanya dengan kalimat "Aku tidur di rumah mamak/bapak." padahal merekanya lagi beraksi jadi cabe-cabean. Miris.

Nah dari jawaban itu pula, aku sadar. Kita emang nggak bisa ngejudge orang sembarangan hanya dari luarnya aja (label yang diberi orang) atau dari cerita orang lain. Kita nggak pernah tau kan, apa cerita di balik mengapa mereka berlaku seperti itu. Kita juga nggak pernah tau, gimana perasaan mereka sejujurnya ketika mereka melakukan hal semacam itu. Tapi yang namanya manusia, kita cenderung menilai orang dari apa yang kita lihat dan dengar dari orang lain, bukan dari orangnya sendiri. Seperti salah satu quotes terkenal, "You know my name, not my story."

Setelah lihat acara talk show tadi, aku jadi bersyukur masih punya mama yang sering banget ngomelin kalau aku telat makan, yang suka marahin kalau aku lagi sakit dan nggak mau minum obat, juga papa yang bela-belain antar-jemput kalau aku keluar malam. Semua hal kecil yang kadang menurutku annoying, ternyata bisa berarti banget buat orang lain di luar sana yang nggak pernah ngedapetin itu semua. Aku seakan ditampar, disadarin kalau aku punya orang tua yang perhatian dan sayang banget sama aku, sehingga aku nggak sampai bergaul di lingkungan yang salah. Hayoo, kalian yang nggak sampe terjerumus ke hal macam-macam yang negatif, udah pada sadar belum kalau ini semua berkat orang tua kalian?

So, apa yang coba aku sampein lewat tulisan ini adalah: nggak usahlah kita menilai orang lain dengan penilaian yang buruk dan negatif. Belum tentu kan, apa yang kita nilai itu benar adanya. Coba pikirin lagi perasaan mereka yang kalian beri label negatif, padahal dia sebenarnya nggak kaya gitu. Pasti sakit hati kan. Pasti sedih kan. Bayangin deh kalau kalian yang ada di posisi mereka. Pasti nggak terima kan. Jadiiii, dari pada kita sibuk menilai orang lain, mending kita perbaiki diri sendiri aja dulu. #MunyiLagiSokBijak #MunyiGoldenWays #SsssuperSekali




NB:
Buat yang googling lalu nyasar ke post ini dan baca sampe akhir, jangan kecewa ya waktu tau ternyata ini bukan tentang cabe-cabean seperti yang diharapkan.

4 comments:

  1. aha, finally paham arti sesungguhnya dari cabe-cabean .__.
    selama ini masih bingung apa itu cabe-cabean hehe

    thanks for sharing !
    xoxo,
    http://ekaneechan.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi memang simpang siur, sih, arti sebenarnya apa. xD

      You're very welcome! xx

      Delete

Thanks for stopping by. You seem nice. You are welcome to leave any comments here.